Pertamina dinilai masih memiliki tren positif meski BUMN migas ini kini diterpa beragam masalah. “Banyak prestasi Pertamina yang hingga saat ini membuat masyarakat berbangga hati, mulai dari menemukan green diesel (D 100), membuat kilang minyak sendiri di Balikpapan hingga melakukan pengeboran pertama di Algeria,” ujar Ketua Gema Indonesia, Yusuf Aryadi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/9/2020). Namun, ia menambahkan, meski memiliki berbagai macam keberhasilan, ternyata itu tidak menjamin Pertamina berjalan mulus.
Saat ini Pertamina sedang mewacanakan penghapusan premium dan pertalite. Namun, hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra di masyarakat. “Saya sangat mengapresiasi Pertamina yang berani mengusung penghapusan premium dan pertalite,” kata dia. Sebab, jika melihat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 20 tahun 2019 yang mensyaratkan standar minimal RON 91, memang premium dan pertalite tidak memenuhi standar minimal RON 91.
“Premium ini masih RON 88 dan pertalite masih RON 90. Kalau aturan ini wajib dijalankan, kita harus sepakat premium dan pertalite dihapus,” tuturnya. Dia mengatakan, bahan bakar dengan RON 88 dan 90 tidak ramah lingkungan. "Logikanya, semakin tinggi penggunaan RON 88 dan RON 90, maka bisa berdampak buruk terhadap manusia maupun lingkungan dari emisi mesin kendaraan," kata dia.