Tidak seseram namanya yaitu asuransi kematian atau asuransi jiwa, manfaat yang diberikan akan sangat membantu keluarga yang ditinggalkan. Dengan santunan kematian yang diberikan dari pihak asuransi, akan membantu ahli waris atau keluarga yang ditinggalkan untuk melanjutkan hidup. Apalagi jika ditinggal oleh kepala keluarga, sang pencari nafkah utama dalam keluarga. Santunan tersebut akan mengangkat keluarga tersebut dari keterpurukan jika kehilangan mata pencaharian, yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga bisa digunakan sebagai modal usaha.
Setiap orang memiliki risiko, yang bisa datang dari kesehatan, kematian, kehilangan pekerjaan, kebangkrutan, kehilangan harta benda, dan lain kerugian-kerugian lainnya. Hanya saja, tidak seorang pun yang tahu kapan risiko tersebut akan terjadi. Karena bisa terjadi secara mendadak dan tanpa persiapan. Namun, apakah kita semua akan siap dengan situasi-situasi tersebut, maka dari hal seperti ini membuat asuransi sangat penting dan membutuhkan. Terutama jika risiko terberat seperti kematian.
Asuransi jiwa adalah asuransi dasar yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang memiliki nilai ekonomi, seperti pencari nafkah utama dalam keluarga atau penanggung hidup orang lain. Asuransi jiwa memberikan uang pertanggungan yang wajib diperhitungkan setelah menentukan perusahaan asuransi yang menjual produknya.
Dikutip dari situ CNBC Indonesia, UP atau uang pertanggungan adalah santunan yang harus dibayarkan oleh perusahaan asuransi jika nasabah atau pemegang polis meninggal dunia atau mengalami cacat total sehingga tidak menghasilkan pendapatan lagi. Besaran uang pertanggungan yang diberikan tidak hanya berdasarkan semakin tinggi semakin baik, melainkan harus cukup dan bisa memberikan manfaat bagi keluarga yang ditinggal. Jadi, berapa jumlah uang pertanggungan yang ideal dari asuransi jiwa? Dan bagaimana cara menghitungnya?
Besaran uang pertanggungan itu beragam, tergantung kebijakan dari perusahaan asuransi, jenis asuransi dan besaran premi yang dibayarkan. Ada yang jumlahnya puluhan juta hingga miliaran Rupiah. Namun, apakah uang santunan tersebut cukup untuk membiayai anggota keluarga untuk jangka waktu panjang? Bisa iya, bisa juga tidak. Tergantung cara ahli waris untuk mengelola uang tersebut.
Misalnya santunan yang diberikan Rp. 1 Miliar, mungkin akan terasa nominal tersebut adalah angka yang besar. Namun apakah cukup untuk membiayai keluarga untuk beberapa tahun ke depan? Jika uang tersebut dapat dikelola menjadi modal usaha yang akan menghasilkan keuntungan maka akan sangat membantu anggota keluarga untuk melanjutkan hidupnya.
Cara Menentukan uang pertanggungan yang ideal
Sesuai yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa uang pertanggungan sebaiknya tidak berlebih ataupun tidak kurang. Karena jika berlebih akan kesulitan untuk menabung dan berinvestasi, sedangkan jika kurang maka proteksi yang diberikan tidak akan maksimal.
Maka dari itu, gunakan metode menghitung besar uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya bunga atau return, apabila uang pertanggungan yang akan diterima disimpan dalam produk investasi.
Rumusnya adalah:
Uang pertanggungan = pengeluaran setahun/imbal investasi rendah risiko pertahun.
Contohnya:
Pengeluaran tahunan sebesar Rp. 120 juta, jika asumsi investasi rendah risiko sekitar 5%, maka UP= Rp. 120 Juta/5%= Rp. 2,4 miliar. Angka tersebut merupakan angka uang pertanggungan yang ideal.